I made this widget at MyFlashFetish.com.

Kamis, 30 Juli 2015

Cerpen

Kutemukan Dia Sebagai Pelengkap Hidupku


            Aku Mela hari ini hari pertamaku di perguruan tinggi, aku harap hari ini menjadi awal baru menyenangkan untuk hidupku. Hari ini tepat hari senin aku melangkahkan kakiku di Universitas Gunadarma sebagai mahasiswa baru, karena hari pertama aku masih belum mengenal teman-teman sekelasku. Setibanya di kampus aku bertemu dengan teman sd ku yang bernama Vani dia membebawa temannya untuk dikenalkan kepadaku. “Hai aku perkalkan aku Mela”, sapaku kepada teman Vani, “Aku Amel” jawabnya sambil melontarkan senyuman.  Kebetulan Amel sekelas denganku di kampus. Setelah berkenalan kamipun bergegas mencari kelas kami karena mata kuliah sudah hampir dimulai. Sesampainya di depan kelas aku dan Amel berkenalan bertemu lagi dengan salah satu mahasiswi yang juga sekelas denganku yang bernama Rara. Kemudian kami masuk dan duduk bersama di dalam kelas. Dimulai dari perkenalan pagi itu akhirnya aku, Amel, dan Rara menjadi menjadi teman dekat dikelas.
            Hari demi hari di kelas berlalu begitu saja membuatku mengetehui ternyata begini toh jadi mahasiswa. Semuanya berjalan lancar-lancar saja namun ada seseorang yang menarik perhatianku  namanya Handy, karena dia super duper jahil. Dia suka sekali meledek dan menjahili teman-teman di kelas termasuk aku. Rambutnya yang gondrong dan penampilannya yang menurutku agak sedikit jadul sempat membuat aku mengira dia senior yang mengulang kelas. Tapi ternyata aku salah, dia sama sama mahasiswa baru seperti aku, hal itu membuatku tertawa dalam hati.
            Hampir setiap hari Handy semakin suka menjahili aku, dia suka sekali memanggilku dengan panggilan-panggilan aneh yang menurutnya lucu. Hal itu membuat aku sebel sekaligus membuat aku semakin dekat dan akrab dengannya. Handy yang tadinya main dan gabung dengan anak laki-laki saja di kelas, kini dia juga sering main bareng dengan aku , Amel , dan Rara. Handy memang tipe laki-laki yang dekat dengan banyak wanita karena dia termasuk orang yang supel, humoris  dan mudah bergaul sehingga membuat siapapun nyaman dengannya. Hal itu membuatku perasaanku terhadapnya biasa saja sama seperti teman-teman lainnya.
            Perkuliahan sudah berlalu hampir 5 bulan, dan pekan UTS pun dimulai. Semua mahasiswa sibuk berjuang, berusaha agar lembar jawaban mereka tidak kosong. Pagi itu Handy datang menyapaku “Nyit, ntar gue nyontek ye sama lo” , “Iye iye sip atur aje” kebetulan kami sama sama asli Jakarta atau bisa disebut orang Betawi Asli. Kunyit, itu adalah panggilan akrab Handy kepadaku, entah sejak kapan dia memanggilku dengan panggilan unik itu, namun aku nyaman saja mendengar dia menyapaku dengan panggilan itu. Pada UTS pagi itu Handy duduk disampingku, kami mengerjakan soal dengan tekun dan teliti…saat Handy mengalami kesulitan aku membantunya begitupun sebaliknya. Hal itu berlangsung terus selama UTS . Kejadian-kejadian yang terjadi saat UTS membuat aku perhatian lebih terhadap Handy, terlebih lagi aku merasa jadi orang yang dibutuhkannya hal itu membuat aku semakin nyaman berada di dekatnya.
            Semakin Hari aku semakin akrab dengan Handy, kami sering main dan berkumpul bersama teman-teman lainnya di rumah Amel baik untuk kerja kelompok, belajar bareng dan lain sebagainya. Kebetulan hari ini adalah hari Ulang tahun Amel, aku dan teman-teman berencana untuk pergi kerumahnya memberikan kejutan dihari specialnya ini. Sebelum kerumah Amel , aku dan Handy pergi ke toko kue untuk dibawa kerumah Amel. Hari itu adalah hari pertamaku berboncengan sepeda motor dengan Handy. Aku kini tidak tau pasti apa perasaanku dengannya, aku takut salah mengartikan kedekatan Handy denganku selama ini karena dia memang dengat dengan semua teman-teman wanita.  Setelah memberi kejutan kepada Amel, aku dan teman-teman lainnya sepakat untuk mencari makan siang, akhirnya aku dan Handy pergi untuk membeli ketoprak titipan teman-teman. Di tukang ketoprak Handy kembali memunculkan sifat kocaknya yang suka melawak dan membuat tertawa orang lain, tukan ketoprakpun akhirnya memberikan komentar yang membuat aku terkejut, “Pacaran yah? , kemudian Handy menjawab “maunya si gitu bang”. Aku terkejut mendengar jawabannya sambil melirik Handy, kemudian abang ketoprak menambahkan lagi “Enak tau neng punya pacar kocak bikin ketawa terus, haha”. Aku hanya tersenyum mendengar kata-kata tukang ketoprak itu. Aku tidak mengerti maksud dari jawaban Handy terhadap pertanyaan tukang ketoprak tadi, apakah hanya bercanda seperti biasanya ataukah menandakan sesuatu.
Setelah selesai makan siang, aku dan teman-teman memutuskan untuk pulang karena hari sudah sore.
            Semenjak kejadian di tukang ketoprak itu, aku semakin bingung terhadap perasaan Handy terhadapku, ditambah lagi dengan sikap Handy yg terkadang sangat dekat denganku dan terkadang jauh seperti biasa saja.  Aku tidak pernah tau apa maksud kedekatannya selama ini denganku. Hari hari di kelas berlalu begitu saja, begitupun dengan kedekaatanku dengan Handy pasang surut seperti arus ombak yang tidak jelas. Akhirnya aku memutuskan untuk tidak menaruh perhatian dan harapan lebih terhadapnya.
            Semester genap hampir berakhir, hal itu menandakan aku dan teman-teman sekelas akan naik tingkat dua dalam perkuliahan. Di akhir-akhir semester ini aku kembali dekat dan akrab dengan Handy, Handy kembali datang dan gabung bersama teman-temanku sepermainanku dikelas, akhirnya hal itu membuat kami semakin dekat, smsan, dan sering berdua di kelas sampai sampai teman-teman mengira aku pacaran dengannya. Teman-temanku mendukung kedekatanku dengannya. Tapi kali ini aku tidak mau terlalu cepat mengartikan  kedekatan Handy terhadapku. Semakin hari aku dekat dengannya, aku semakin menyadari bahwa aku menyukainya, aku menyukai setiap sikapnya yang membuat aku merasa diperhatikan berbeda dari teman-teman lainnya. Namun sampai saat ini aku masih belum tau pasti apa perasaannya terhadapku, Handy tidak pernah bilang secara langsung kalo dia memiliki perasaan suka atau tertarik kepadaku, aku hanya biasa menebak nebak dari sikap yang iya tunjukkan di depanku. Sampai pada suatu saat aku mengobrol dengannya di chat aku mengetahui semunya, Awalnya kami sama sama bercerita tentang prilaku kami masing-masing di kelas yang kemudian aku bilang kalo dia di kelas sok famous deket cewe-cewe bahkan hampir semua wanita di kelas akrab dan suka bercanda dengannya, kemudian dia berkata ”Emang lo ga rela liat gue deket cewe-cewe di kelas?”….kemudian aku menjawab “biasa aja, emang hak gue apa ngga rela liat lo sama cewe-cewe lainnya? Kan ga ada”. Kemudian Handy membalas chatku agak lama sampai akhirnya dia mengatakan sesuatu yang membuat semuanya jadi lebih jelas malam itu “Kalo boleh jujur, gue itu sayang sama lo tau….gue tau mungkin terlalu cepet dan pasti lo ga percaya, tapi gue sayang sama lo”. Ungkap Handy kepadaku. Perkataannya kepadaku membuat aku terkejut, merasa percaya tidak percaya karena hari ini dia mengatakan semua yg menjadi pertanyaanku selama ini. Akhirnya obrolan kami di chat berlanjut dan akupun mengakui juga perasaanku terhadapnya. Namun malam ini tidak mengubah statusku dengan Handy, kami tetap teman seperti biasanya hanya saja kini kami tau perasaan masing-masing dan saling menyayangi. Aku menjalani hari-hari terakhir di semester akhir ini dengan penuh semangat bersama teman-teman, setelah malam pengakuan perasaannya terhadapku Handy menjadi lebih dekat lagi dan teman-teman sudah mengira kami jadian. Padahal pada kenyataannya tidak, Handy tidak nembak aku, dia hanya mengutarakan perasannya secara jujur kepadaku. Mengatahui hal itu aku hanya bisa menjalaninya sesuai alur yang ditakdirkan kepadaku, karena semester hampir berakhir dan kami semua akan pisah kelas, membuat aku tidak muluk-muluk berharap Handy meresmikan hubungan kita sebagai pacar. Aku cukup bahagia mengetahui orang yangg aku suka menyangiku, walaupun hati kecilku tidak bisa berbohong ingin memiliki dan menjadi miliknya seutuhnya.
            Akhirnya liburan tiba , hubungan dekat antara aku dan Handypun tidak berakhir begitu saja. Ia tetep menjaga komunikasi antara kami berdua tetap baik, dugaanku akan kehilangan komunikasi dengannya setelah kami pisah kelaspun terpatahkan. Malahan kami semakin dekat setiap harinya. Kebetulan liburan kali ini bertepatan dengan Ramadhan, aku dan teman-teman berencana mengadakan buka bersama di sebuah tempat makan sekaligus merayakan ulang tahun salah satu teman kami Anggi.
            Hari itu tanggal 30 Juli 2012, aku dan teman-teman kembali bertemu setelah lama tidak jumpa selama liburan untuk buka puasa bersama di salah satu Mall. Handy menjemputku dirumah untuk pergi bersama. Sesampainya di tempat tujian kami memesan tempat makan kemudian berbincang-bincang menarik melepas rindu karena lama tidak bertemu. Setelah selesai makan dan berbuka puasa kami semua melanjutkan dengan menonton film batman terbaru di bioskop, di dalam bioskop Handy duduk disebelahku. Lucunya di dalam kami terus mengobrol dan tidak menyimak film secara jelas karena asik dengan perbincangan kami. Kemudian Handy mengungkapkan sesuatu kepadaku yang membuat jantungku berdegup kencang, dan aku juga tahu bahwa jantungnya berdegup kencang saat itu. Dia mengatakan “Kamu mau ngga jadi pacar aku?”, aku terlalu kaget sampai meminta dia mengulangi perkataannya “hah, apa? Coba ulangi” kataku…. Kemudian dia mengulanginya dengan secara perlahan dan jelas agar aku mendengarnya, “kamu……mau ngga…..jadi pacar aku?” sambil melemparkan senyum di bibirnya. Aku tersenyum melihat dia mengatakan hal itu, aku menanyakan keseriusannya, kemudian aku yakin dan menjawab dengan pasti pertanyaannya “Iya, aku mau jadi pacar kamu”. Kemudian ia menggenggam tanganku dan menciumnya. Malam itu menjadi malam paling indah untukku dan untuknya, aku bahagia karena kini aku resmi jadian dengannya.
            Kini dia telah menjadi milikku, semua keraguan dan ketakutanku akan ketidak pastiannya terhadapku terjawab sudah. Ya …… Handy kini hadir dalam hidupku, kini dia mengisi hari-hariku dengan penuh senyuman, dia mengisi hatiku yang telah lama kosong. Dan satu hal yang pasti dia melengkapi hidupku menambahkan warna-warni hidup yang selama ini hanya dilengkapi keluargaku. Canda tawa dan sifat kocaknya selalu menghiburku seperti yang pernah dikatakan tukang ketoprak kepadaku memang benar.
Sekarang aku dan dia bahagia, kini kami bersatu, dan benjanji akan selalu menjaga keutuhan dan kelengkapan hubungan ini selamanya.

-          Sekian -