I made this widget at MyFlashFetish.com.

Jumat, 13 April 2012

Generasi Muda


Peranan Pemuda dan Mahasiswa Terhadap  Kemajuan Bangsa


Pemuda atau generasi muda adalah konsep yang sering diartikan sebagai nilai penting. Hal tersebut dikarenakan keduanya bukanlah istilah ilmiah saja, tetapi lebih merupakan pengertian ideologis dan kultural. “Pemuda harapan bangsa”, “Pemuda pemilik masa depan” atau “Pemuda harus dibina” dan sebagainya, memperlihatkan betapa pentingnya nilai yang telah terlekat pada kata pemuda.
28 Oktober 1928 , adalah salah satu peristiwa bersejarah bagi Indonesia. Pada saat itu para pemuda dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul dan berikrar bersama-sama tentang “Sumpah Pemuda” dimana dalam sumpah pemuda tersebnut bertujuan untuk membangkitkan semangat persatuan para Pemuda Indonesia.  Sumpah Pemuda menandai posisi strategis kaum muda dalam perubahan berskala bangsa. Peristiwa itu menjadi salah satu peristiwa yang membuktikan seberapa pentingnya peran pemuda Bagi Indonesia.
Pemuda di Indonesia sangat berperan penting dalam setiap kejadian bersejarah bangsa ini. Peristiwa sumpah pemuda dan peristiwa 1998 merupakan salah satu contoh peristiwa perjuangan yang dilakukan para pemuda dan mahasiswa untuk membela kebenaran di negri ini. Kalau dilihat dari sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia peranan pemuda juga tidak bisa terlepas dari hal itu. Pemuda memiliki campur tangan dalam meraih kemerdekaan negri ini. Pada masa penjajahan dulu banyak gerakan-gerakan pemuda dan mahasiswa untuk memperjuangkan kemerdekaan. Salah satunya adalah organisasi Budi Utomo yang diusung Ki hajar Dewantara untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Selain itu kemerdekaan Indonesia juga diraih berkat dorongan pemuda yang mendesak Ir. Soekarno untuk memproklamasikan kemerdekaan tanggal 17 agustus 1945. Jika pada saat itu para pemuda tidak mendesak dan membantu penyiaran kemerdekaan Indonesia melalui radio mungkin kemerdekaan bangsa Indonesia akan tertunda.
Bila kita lihat pada masa kini apakah peranan dari para pemuda??
Pada masa kini peranan pemuda dan mahasiswa sudah mulai berkurang, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya aksi demonstrasi mahasiswa dan pemuda yang anarkis yang menimbulkan. Hal-hal tersebut sering mereka lakukan dengan alasan membela kebenaran untuk memajukan bangsa. Tetapi menurut saya cara menyampaikan aspirasi mereka yang kurang tepat, hal tersebut menimbulkan pemikiran negative masyarakat terhadap pemuda dan mahasiswa. Jika kita lihat sekarang pemuda juga banyak di partai politik, tentunya hal tersebut menjadi fenomena menarik sebab terlihat secara nyata bagaimana elemen pemuda dalam partai politik berkiprah dan mengembangkan pengaruhnya secara internal dan eksternal partai. Banyaknya pemuda yang yang terlibat dalam di partai politik, bagaimanapun merupakan kewajaran, mengingat dengan ikut berkiprahnya mereka di partai politik, mereka akan mendapatkan kesempatan-kesempatan untuk membantu memajukan bangsa.
Selain melihat peranan pemuda dan mahasiswa secara nyata mencoba memajukan bangsa dengan hal-hal yang bisa dilihat langsung. Ternyata masih banyak lagi pemuda generasi bangsa yang membela Negara tidak hanya melalui jalan politik saja tetapi melalui berbagai bidang. Contohnya para pelajar dan mahasiswa yang berprestasi di berbgai olimpiade dunia seperti pada bidang sains, matematika dan banyak lainnya yang mereka juarai, ada atlet yang berjuang dalam berbagai bidang olahraga untuk membawa nama baik bangsa Indonesia di mata dunia. Hal-hal tersebut tentunya termasuk perjuangan pemuda untuk memajukan bangsa.
Sebagai generasi penerus bangsa, pemuda harus memiliki kemauan yang kuat untuk memajukan Negara ini. Kemajuan bangsa Indonesia berada di tangan para generasi muda. Untuk itu saya berharap pemerintah bisa memberikan dukungan kepada pemuda seperti menyediakan lembaga-lembaga untuk menyalurkan bakat dan aspirasi pemuda dan mahasiswa agar tepat pada sasaran pada tujuannya yaitu untuk memajukan bangsa Indonesia. Semoga untuk kedepannya para pemuda bisa lebih mengharumkan nama bangsa dengan segudang prestasi yang baik.

Bab 4


Pendapatan Nasional, Pertumbuhan, Dan Struktur Ekonomi


1.     Konsep-konsep Pendapatan Nasional Indonesia
Pendapatan nasional dalam arti sempit merupakan terjemahan langsung dari national income, sedangkan pendapatan nasional dalam arti luas bisa berarti banyak, diantaranya merujuk kepada Produk Domestik Bruto (PDB), Produk Nasional Bruto (PNB), Produk Nasional Netto (PNN), dan Pendapatan Nasional (PN). Hal-hal tersebut merupakan konsep-konsep dari pendapatan Nasional.
Ø  Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
Di Negara kita Indonesia pendapatan nasional dikumpulkan dan dihitung serta disajikan oleh Biro Pusat Statistik. Perhitungan pendapatan nasional dimulai dengan Produk Domestik Bruto (PDB) yang dihitung dengan tiga macam pendekatan. Pertama pendekatan produksi, menurut pendekatan ini PDB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi dalam jangka waktu setahun. Kedua adalah pendekatan pendapatan, menurut pendekatan ini PDB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor produksi selama periode tertentu yang umumnya setahun. Ketiga adalah pendekatan pengeluaran, menurut pendekatan ini PDB adalah jumlah seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi suatu Negara selama periode tertentu.
Cara menghitung Produk Nasional Bruto (PNB) adalah Produk Domestik Bruto ditambah pendapatan neto atas factor luar negri. Produk Nasional Neto dapat dihitung dengan cara mengurangi Produk Nasional Bruto dengan Penyusutan barang-barang modal tetap. Dari dalam konsep tersebut masih tercakup pajak tak langsung neto, yaitu jumlah seluruh pajak tak langsung yang dipungut pemerintah dikurangi jumlah seluruh subsidiyang diberikan pemerintah. Apabila produk nasional neto dikurangi dengan pajak tak langsung neto ini, maka diperoleh PNN atas dasar biaya factor produksi yang disebut dengan Pendapatan Nasional.
Ø  Metode Perhitungan Pertumbuhan Riil
PDB, PNB, PNN, dan PN secara umum disebut agregat ekonomi yang memiliki arti sebagai besaran total yang menunjukkan prestasi ekonomi suatu Negara.Dari agregat ekonomi tersebut dapat diukur pertumbuhan ekonomi.Dalam mengukur pertumbuhan ekonomi riil ini ada tiga metode untuk mengubah angka menurut harga berlaku menjadi angka menurut harga konstan yaitu metode evaluasi, metode ekstrapolasi dan metode deflasi.
Ø  Metode Perhitungan Nilai Tmbah
Nilai tambah adalah selisih antara harga jual suatau produk dengan nilai bahan bakunya. Nilai tambah sektoral suatu produk mencerminkan nilai tambah produk di sector bersangkutan. Metode perhitungan nilai tambah ada dua, diantaranya nilai tambah yang dihitung menurut harga tahun dan nilai tambah menurut harga konstan. Untuk menghitung nilai tambah menurut harga konstan ada 4 macam cara yaitu ; metode deflasi ganda, metode ekstrapolasi langsung, metode deflasi langsung, dan metode deflasi komponen pendapatan.

2.     Pendapatan Nasional Dan Pertumbuhan Ekonomi
Menurut data dari biro pusat statistic, setiap tahun PDB Negara Indonesia senantiasa lebih besar daripada PNB. Hal tersebut menunjukkan nilai produk orang asing di Indonesia lebih besar daripada nilai produk Indonesia di luar negri. Hal tersebut merupakan fenomena yang umum terjadi pada Negara berkembang.
Secara spesifik jika diukur dari angka-angka PDB, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang periode 25 tahun tergolong tinggi. Selama pelita I perekonomian Indonesia tumbuh dengan rata-rata 8,56 persen per tahun. Dalam pelita II menjadi 6,96 persen per tahun. Pada pelita III berubah menjadi 6,24 persen per tahun. Penurunan tersebut terjadi karena terjadi krisis minyak bumi. Dalam pelita IV laju pertumbuhan menurun lagi menjadi 5,32 persen per tahun. Tetapi dalam pelita IV ini berlangsung perubahan structural yang signifikan bagi perekonomian Indonesia . Pada pelita V perekonomian menjadi 6,7 persen per tahun. Banyak factor yang memungkinkan perekonomian Indonesia tumbuh sangat pesat sepanjang kurun waktu Pembangunan Jangka Pnajang tahap pertama yang lalu.
3.     Pendapatan Perkapita Dan Kemiskinan
Pada tahun 1993 pendapatan perkapita Indonesia adalah yang terendah, bahkan lebih rendah dibandingkan dengan Filipina. Akan tetapi dibandingkan dengan China dan India, pendapatan perkapita Indonesia masih lebih tinggi. Pendapatan perkapita memang bukan rakyat sebuah Negara.Seperti yang kita ketahui, pendapatan perkapita adalah sebuah konsep rata-rata, belum menghiraukan distribusinya di kalangan penduduk.
Tingkat kesejahteraan penduduk dapat juga dilihat melalui alokasi pengeluaran konsumsinya. Semakin sejahtera penduduk, maka semakin kecil pengeluaran konsumsinya untuk pembelian bahan panagan. Dalam konteks ini Indonesia masih lebih unggul dibandingkan dengan China dan India. Berkenaan dengan prestasi pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita Indonesia , Pemerintah juga masih harus mengatasi satu masalah yang berkepanjangan yaitu mengatasi penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan.

4.     Struktur Ekonomi Indonesia
Struktur ekonomi dapat dilihat berdasarkan empat macam sudut tinjauan yaitu tinjauan makro sektoral, tinjauan keuangan, tinjauan penyelenggaraan kenegaraan, dan tinjauan birokrasi pengambilan keputusan. Jika dilihat secara makro sektoral berdasarkan kontribusi sector-sektor lapangan usaha dalam membentuk produk domestic bruto, perekonomian Negara Indonesia  yang dahulunya pada tahun 1990 masih agraris kini sudah menjadi Industrial.
Jika dilihat dari tinjauan lain pergeseran ekonomi secara makro sektoral ini senada dengan pergeserannya secara special. Perekonomian telah bergeser dari berstruktur kedesaan  / tradisional menjadi kini berstruktur kekotaan / modern.
Struktur ekonomi yang tengah dihadapi Negara Indonesia saat ini merupakan struktur yang tradisional. Negara kita sedang beralih dari struktur agraris ke industrial, dari struktur yang etatis ke borjuis, dari struktur kedesaan menjadi kekotaan. Sementara dalam hal birokrasi dan pengambilan keputusan mulai desentralistis.

5.     Konsep-konsep Pendapatan Ditinjau Kembali
Beberapa tahun belakangn ini konsep pendapatan nasional sedang gencar di gugat, konsep konvensional yang ada dianggap kurang memadai untuk konteks sekarang. Konsep pendapatan nasional yang  selama ini diterapkan belum memasukkan factor biaya kerusakan lingkungan di dalam perhitungannya. Hal tersebut mengakibatkan angka pendapatan nasional yang dihasilkan berlebihan dan menyebabkan orang-orang kurang perduli akan lingkungan hidup. Dari permasalahn tersebut pemerintah perlu melakukan peninjauan kembali mengenai konsep-konsep pendapatan nasional.


Selasa, 03 April 2012

Bab 3

Sistem Perekonomian Indonesia


      I.            Pengertian Sistem
Pengertian dasar dari sistem adalah suatu organisasi besar yang menjalin berbagai subjek (atau objek) serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. Subjek atau objek pembentuk sebuah sistem dapat berupa orang-orang atau masyarakat. Kehadiran subjek-subjek (atau objek-objek) semata belumlah cukup untuk membentuk sebuah sistem, karena baru dikatakan sebagai himpunan subjek atau objek. Himpunan tersebut baru membentuk sistem lengkap apabila memiliki perangkat kelembagaan yang mengatur tentang bagaimana subjek dan objek bekerja, berhubungan, dan dijalankan.
Keserasian dalam menjalankan sistem dan norma-norma yang ada pada sistem merupakan salah satu syarat berjalannya sistem. Dengan kedua hal tersebut diharapkan sitem dapat terkendali dengan baik dan berjalan sesuai aturan agar mencapai tujuan yang diinginkan. Sebuah sistem bukan hanya sekedar himpunan subjek, himpunan kaidah atau norma, dan juga bukan sekedar kumpulan lembaga atau badan organisasi. Sebuah sistem adalah jalinan dari semua unsur itu, mencakup subjek (objek) dan perangkat kelembagaan yang membentuknya.
Sebuah sistem tentunya memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain. Pola keterkaitan antar sistem sangat bervariasi. Bisa karena lembaga atau wadah dimana kedua sistem itu terbentuk sama. Bisa pula karena kaidah untuk sistem yang satu juga berlaku sebagai kaidah di dalam sistem lain.
                                                           
    II.            Sistem Ekonomi dan Politik
Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri dari beberapa unsur yaitu : manusia sebagai subjek, barang ekonomi sebagai objek, serta seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalaninya dalam kegiatan ekonomi. Perangkat kelembagaan yang dimaksud meliputi lembaga-lembaga formal maupun nonformal.
Suatu system ekonomi selalu berkaitan dengan falsafah, pandangan dan pola hidup masyarakat tempatnya berpijak. Sistem ekonomi juga merupakan bagian dari kesatuan ideology kehidupan bermasyarakat di suatu Negara. Sebagai bagian dari suprasistem kehidupan, sistem ekonomi berkaitan erat dengan sistem-sistem sosial yang lain yang berlangsung di masyarakat. Salah satunya kaitannya erat dengan system politik.

 III.            Kapitalisme dan Sosialisme
Di dunia ini dikenal dua macam sistem ekonomi yang ektrim, yaitu sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi liberalis. Sistem ekonomi kapitalis mengakui kepemilikan individual atas sumber daya – sumber daya ekonomi atau factor-faktor produksi. Terdapat kekuasaan yang sangat luas bagi perorangan dalam memiliki sumber daya. Tidak terdapat kekangan atau batasan bagi perorangan dalam menerima imbalan atas prestasi kerjanya. Prinsip keadilan yang dianut sistem ini “setiap orang menerima imbalan berdasarkan prestasi kerjanya”. Campur tangan pemerintah sedikit karena pemerintah hanya berperan sebagai pengamat dan pelindung perekonomian.
Sistem ekonomi sosialis bertolak belakang dengan sistem kapitalis. Pada sistem ini Sumber daya ekonomi di klaim sebagai milik Negara. Imbalan yang diterima perorangan didasarkan pada kebutuhannya, bukan berdasarkan jasa yang dicurahkannya. Prinsip keadilan pada sistem ini “Setiap orang memiliki imbalan yang sama”. Campur tangan pemerintah pada sistem ini sangat tinggi karena pemerintah yang membuat tiga persoalan pokok ekonomi.
Diantara kedua sistem ekonomi tersebut terdapat sebuah system lain yang merupakan campuran antara keduanya, dengan berbagai variasi kadar dominasinya. Sistem ekonomi campuran pada umumnya diterapkan oleh Negara-negara berkembang.


 IV.            Persaingan Terkendali
Jika kita tinjau berdasarkan sistem pemilikan sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi , tidak terdapat alasan untuk menyatakan bahwa sistem ekonomi Negara Indonesia adalah kapitalistik. Sama halnya juga tidak tepatjika mengatakan sistem ekonomi Indonesia sosialis. Indonesia mengakui pemilikan individual atas faktor produksi kecuali untuk sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak, dikuasai oleh Negara. Hal ini diatur oleh Pasal 33 UUD 1945. Jadi secara konstitusional , sistem ekonomi di Indonesia buakan kapitalisme dan bukan juga sosialisme.
Iklim persaingan kompetisi bisnis di Indonesia bukanlah persaingan yang bebas lepas, melainkan persaingan yang terencana dan terkendali. Walaupun individualism orang Indonesia dalam prilaku sehari-hari tampak nyata, dan diduga akhir-akhir ini semakin tebal, namun rasa kebersamaan dan kesetiakawanan tidak pernah berakhir.

    V.            Kadar kapitalisme dan Sosialisme
Unsur kapitalisme dan sosialisme jelas terkandung dalam pengorganisasian ekonomi Indonesia. Untuk melihat seberapa besar kadar dari kedua sistem tersebut pada perekonomian Indonesia kita bisa melihatnya melalui dua pendekatan. Pertama dengan pendekatan factual structural, yaitu dengan menelaah peranan pemerintah atau Negara dalam struktur perekonomian. Kedua adalah pendekatan sejarah yakni dengan menelusuri bagaimana perekonomian bangsa diorganisasikan dari waktu ke waktu.
Untuk melihat keterlibatan pemerintah dengan pendekatan factual-struktural dapat digunakan kesamaan agregat Keynesian yang berumuskan Y = C + I + G + (X-M), dan juka dapat dilihat dengan mengamati peranan pemerintah secara sektoral. Maksudnya keterlibatan pemerintah dalam mengatur sector-sektor produksi (lapangan uasaha).
Kalau dengan pendekatan sejarah kita dapat mempelajari betapa bangsa Indonesia tidak pernah dapat menerima pengelolaan makro ekonomi yang terlalu berat ke kapitalisme ataupun ke sosialisme. Sistem ekonomi campuran dengan persaingan terkendali agaknya merupakan sistem ekonomi yang tepat untuk mengelola perekonomian Indonesia. Tapi jika dilihat kini, derasnya arus globalisasi bersamaan dengan bubarnya sejumlah Negara komunis yang bersistem ekonomi sosialisme telah mendorong Indonesia terseret arus kapitalisme.