I made this widget at MyFlashFetish.com.

Jumat, 13 April 2012

Bab 4


Pendapatan Nasional, Pertumbuhan, Dan Struktur Ekonomi


1.     Konsep-konsep Pendapatan Nasional Indonesia
Pendapatan nasional dalam arti sempit merupakan terjemahan langsung dari national income, sedangkan pendapatan nasional dalam arti luas bisa berarti banyak, diantaranya merujuk kepada Produk Domestik Bruto (PDB), Produk Nasional Bruto (PNB), Produk Nasional Netto (PNN), dan Pendapatan Nasional (PN). Hal-hal tersebut merupakan konsep-konsep dari pendapatan Nasional.
Ø  Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
Di Negara kita Indonesia pendapatan nasional dikumpulkan dan dihitung serta disajikan oleh Biro Pusat Statistik. Perhitungan pendapatan nasional dimulai dengan Produk Domestik Bruto (PDB) yang dihitung dengan tiga macam pendekatan. Pertama pendekatan produksi, menurut pendekatan ini PDB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi dalam jangka waktu setahun. Kedua adalah pendekatan pendapatan, menurut pendekatan ini PDB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor produksi selama periode tertentu yang umumnya setahun. Ketiga adalah pendekatan pengeluaran, menurut pendekatan ini PDB adalah jumlah seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi suatu Negara selama periode tertentu.
Cara menghitung Produk Nasional Bruto (PNB) adalah Produk Domestik Bruto ditambah pendapatan neto atas factor luar negri. Produk Nasional Neto dapat dihitung dengan cara mengurangi Produk Nasional Bruto dengan Penyusutan barang-barang modal tetap. Dari dalam konsep tersebut masih tercakup pajak tak langsung neto, yaitu jumlah seluruh pajak tak langsung yang dipungut pemerintah dikurangi jumlah seluruh subsidiyang diberikan pemerintah. Apabila produk nasional neto dikurangi dengan pajak tak langsung neto ini, maka diperoleh PNN atas dasar biaya factor produksi yang disebut dengan Pendapatan Nasional.
Ø  Metode Perhitungan Pertumbuhan Riil
PDB, PNB, PNN, dan PN secara umum disebut agregat ekonomi yang memiliki arti sebagai besaran total yang menunjukkan prestasi ekonomi suatu Negara.Dari agregat ekonomi tersebut dapat diukur pertumbuhan ekonomi.Dalam mengukur pertumbuhan ekonomi riil ini ada tiga metode untuk mengubah angka menurut harga berlaku menjadi angka menurut harga konstan yaitu metode evaluasi, metode ekstrapolasi dan metode deflasi.
Ø  Metode Perhitungan Nilai Tmbah
Nilai tambah adalah selisih antara harga jual suatau produk dengan nilai bahan bakunya. Nilai tambah sektoral suatu produk mencerminkan nilai tambah produk di sector bersangkutan. Metode perhitungan nilai tambah ada dua, diantaranya nilai tambah yang dihitung menurut harga tahun dan nilai tambah menurut harga konstan. Untuk menghitung nilai tambah menurut harga konstan ada 4 macam cara yaitu ; metode deflasi ganda, metode ekstrapolasi langsung, metode deflasi langsung, dan metode deflasi komponen pendapatan.

2.     Pendapatan Nasional Dan Pertumbuhan Ekonomi
Menurut data dari biro pusat statistic, setiap tahun PDB Negara Indonesia senantiasa lebih besar daripada PNB. Hal tersebut menunjukkan nilai produk orang asing di Indonesia lebih besar daripada nilai produk Indonesia di luar negri. Hal tersebut merupakan fenomena yang umum terjadi pada Negara berkembang.
Secara spesifik jika diukur dari angka-angka PDB, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang periode 25 tahun tergolong tinggi. Selama pelita I perekonomian Indonesia tumbuh dengan rata-rata 8,56 persen per tahun. Dalam pelita II menjadi 6,96 persen per tahun. Pada pelita III berubah menjadi 6,24 persen per tahun. Penurunan tersebut terjadi karena terjadi krisis minyak bumi. Dalam pelita IV laju pertumbuhan menurun lagi menjadi 5,32 persen per tahun. Tetapi dalam pelita IV ini berlangsung perubahan structural yang signifikan bagi perekonomian Indonesia . Pada pelita V perekonomian menjadi 6,7 persen per tahun. Banyak factor yang memungkinkan perekonomian Indonesia tumbuh sangat pesat sepanjang kurun waktu Pembangunan Jangka Pnajang tahap pertama yang lalu.
3.     Pendapatan Perkapita Dan Kemiskinan
Pada tahun 1993 pendapatan perkapita Indonesia adalah yang terendah, bahkan lebih rendah dibandingkan dengan Filipina. Akan tetapi dibandingkan dengan China dan India, pendapatan perkapita Indonesia masih lebih tinggi. Pendapatan perkapita memang bukan rakyat sebuah Negara.Seperti yang kita ketahui, pendapatan perkapita adalah sebuah konsep rata-rata, belum menghiraukan distribusinya di kalangan penduduk.
Tingkat kesejahteraan penduduk dapat juga dilihat melalui alokasi pengeluaran konsumsinya. Semakin sejahtera penduduk, maka semakin kecil pengeluaran konsumsinya untuk pembelian bahan panagan. Dalam konteks ini Indonesia masih lebih unggul dibandingkan dengan China dan India. Berkenaan dengan prestasi pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita Indonesia , Pemerintah juga masih harus mengatasi satu masalah yang berkepanjangan yaitu mengatasi penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan.

4.     Struktur Ekonomi Indonesia
Struktur ekonomi dapat dilihat berdasarkan empat macam sudut tinjauan yaitu tinjauan makro sektoral, tinjauan keuangan, tinjauan penyelenggaraan kenegaraan, dan tinjauan birokrasi pengambilan keputusan. Jika dilihat secara makro sektoral berdasarkan kontribusi sector-sektor lapangan usaha dalam membentuk produk domestic bruto, perekonomian Negara Indonesia  yang dahulunya pada tahun 1990 masih agraris kini sudah menjadi Industrial.
Jika dilihat dari tinjauan lain pergeseran ekonomi secara makro sektoral ini senada dengan pergeserannya secara special. Perekonomian telah bergeser dari berstruktur kedesaan  / tradisional menjadi kini berstruktur kekotaan / modern.
Struktur ekonomi yang tengah dihadapi Negara Indonesia saat ini merupakan struktur yang tradisional. Negara kita sedang beralih dari struktur agraris ke industrial, dari struktur yang etatis ke borjuis, dari struktur kedesaan menjadi kekotaan. Sementara dalam hal birokrasi dan pengambilan keputusan mulai desentralistis.

5.     Konsep-konsep Pendapatan Ditinjau Kembali
Beberapa tahun belakangn ini konsep pendapatan nasional sedang gencar di gugat, konsep konvensional yang ada dianggap kurang memadai untuk konteks sekarang. Konsep pendapatan nasional yang  selama ini diterapkan belum memasukkan factor biaya kerusakan lingkungan di dalam perhitungannya. Hal tersebut mengakibatkan angka pendapatan nasional yang dihasilkan berlebihan dan menyebabkan orang-orang kurang perduli akan lingkungan hidup. Dari permasalahn tersebut pemerintah perlu melakukan peninjauan kembali mengenai konsep-konsep pendapatan nasional.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar